
TAKENGEN |LeuserAntara.com| Pelantikan mantan Petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Malik Mahmud sebagai pemangku Wali Nanggroe Aceh, hari ini Senin (16/12/2013), mempertegas perbedaan dan semakin menegaskan diskriminasi budaya dan adanya upaya sistematis perbuatan makar di Aceh.
” Dengan kondisi tersebut, apakah aparat keamanan akan menjadi pendukung sparatisme?,” ungakap pengurus Kp3 ALA pusat Zam-Zam Mubarak, Senin (16/12/2013) di Takengen.
Zam-Zam menilai, pengukuhan Malik Mamud sebagai pemangku WN ke 9, hanya untuk gengsi politik pemilu 2014. Demi gengsi tersebut Dewan Perwakilan Rakyat-Aceh (DPR-A) telah melakukan pembangkangan kepada pemerintah pusat dan membuat kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah terkoyak- koyak.
“Presiden SBY jangan takut bersikap terhadap kondisi ini, kalau pusat lambat, hitungan detik Aceh akan merdeka ,” ungkap tokoh ALA ini .
GAM sudah menghianati perdamaian, DPR-A yang mayoritas dikuasai GAM/PA telah menyalahi aturan. Kalau kita pelajari fungsi dan kedudukan DPRA dalam UUPA, DPRA tidak punya kewenangan untuk melantik WN. Sebut Mubarak dengan nada lantang.
Aceh kini dikuasai GAM, kalau dulu GAM melakukan pemberontakan dengan senjata, kini mereka berontak dengan mengisi jabatan politik di parlemen dan eksekutif sehingga dengan mudah mereka bisa bagi-bagi kekuasaan.
Dikatakannya, mencermati kondisi hari ini, maka masyarakat wilayah tengah dan barat selatan yang merupakan aliansi strategis untuk mempertahankan NKRI, untuk tidak mendukung perjuangan PA.
Mari kita merapatkan barisan untuk keluar dari “, provinsi yang penuh dengan sarang penyamun ini ,” ajak Mubarak.
Propinsi Aceh yang sudah menjadi milik GAM sepenuhnya, maka untuk pemilu 2014 mendatang harus diisi oleh para pemberani untuk perjuangan ALA Propinsi .
Beberpa media online memberitakan, acara pengukuhan Malik Mahmud sebagai Wali Nanggroe mulai dari tadi pagi sudah mendapat pengamanan ekstra ketat dari pihak kepolisian, TNI, Satpol PP dan dari kalangan GAM. (Laskar).
Apapun alasan nya, kita sebagian masyarakat gayo menolak WN.
Tetapi di pemerintah pusat memberi pengamanan pelantkan WN yang melebihi pelntkan presiden,super ketat.
Percuma kita teriak di gayo tidak ada yang menanggapi nya.