TAKENGEN (LeuserAntara): Dalam upaya mengembalikan produktivitas tanaman Kopi Gayo khususnya jenis arabika Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan menggelar acara gerakan massal pemangkasan kopi, berlokasi di kampung Tebes Lues, Kec. Bies, Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (07/07/2021) kemarin.
Kegiatan dibuka oleh Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar itu diikuti oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, pengurus Dewan Kopi Aceh, Anggota DPRK Aceh Tengah, perwakilan Bappeda Aceh Tengah.
Selanjutnya; Kepala Dinas Perkebunan Aceh Tengah, Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah, Rektor Universitas Gajah Putih dan dekan prodi perkebunan Fakultas Pertanian Gajah Putih Takengon, Camat Bies beserta unsur Forkopimcam, Para Reje se-Kecamatan Bies, Ketua Koperasi, MPKG, Kepala BPP, petani Brigade pemangkasan kopi Kabupaten Aceh Tengah, serta undangan lainnya.
Membuka sambutannya, Shabela mengatakan potensi sumber daya sektor perkebunan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan Aceh.
“Peranan itu terutama dalam meningkatkan kemakmuran rakyat, penyediaan lapangan kerja, dan perolehan pendapatan asli daerah, khusus untuk Kabupaten Aceh Tengah perkebunan rakyat tersebar di 14 Kecamatan,” sebut Shabela.
“Oleh sebab itu sudah selayaknya kita bersama yang hadir di sini memberi perhatian kepada sektor ini, sehingga usaha perkebunan mampu menjadi penopang bagi upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat”, lanjutnya.
Menurut Shabela, kopi yang dipangkas teratur mampu meningkatkan produksi kopi hingga menjadi dua sampai tiga kali lipat dari biasanya.
“Kami berharap para petani kopi dapat mengikutinya secara cermat bersama–sama dengan brigade pemangkasan kopi arabika gayo sehingga kita dapat mengimplementasikan dengan baik,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir. Cut Huzaimah, M.P menyampaikan bahwa komoditas Kopi Arabika Gayo merupakan kebanggaan bersama baik tingkat Aceh, tingkat nasional, bahkan tingkat dunia.
“Ini anugerah yang luar biasa dan kita patut mensyukurinya dengan mempertahankan cita rasa dan produktivitas Kopi Gayo agar kita tidak didahului oleh kopi-kopi arabika lainnya”, ucap Huzaimah.
Berdasarkan data statistik perkebunan, produktivitas kopi gayo di Aceh Tengah sebesar 813 kg/ha, tergolong kecil dari yang seharusnya bisa mencapai 2 ton bahkan 3 ton/ha.
“Untuk itu kegiatan pemangkasan kopi diharapkan mampu meningkatkan produktivitas seperti yang kita harapkan, ini didasarkan pada hasil penelitian,” ungkapnya. (Ir/Hms)