Beranda ACEH TENGAH

Awan Din “penggila” Catur Yang Piawai Berpolitik

BERBAGI

SOSOK satu ini dikenal penggila catur. Ia begitu sering mengutak atik biji pion di lapak warung kopi, Kota Takengen, Aceh Tengah. Begitu elegan dengan cara bergaul anak pasaran. Logat bicaranya kental khas lokal, meledak ledak berbau guyonan kerap mengundang gelak tawa lawan bicaranya.

Meski pecatur amatir di label profesional, namun ilmu permainan olahraga asah otak ini begitu kentara mempengaruhi gaya hidupnya yang penuh strategi, terukur, jago bermanuver dan piawai berpolitik.

Awan Din demikian ia akrap dikenal. Putra Gayo berusia 60 tahun ini bernama lengkap Syirajuddin AB . Menetap di Kecamatan Kebayakan  dari dulu hingga kini. Ia pernah menjabat selama 2 priode sebagai anggota DPRK di daerah penghasil kopi arabika gayo ini.

Di tahun 2017 ilmu catur politiknya mengalami kebuntuan. Suami dari Rina Awaliyah Panjaitan ini gagal melenggang ke parlemen Aceh. Putus asakah dia?

Ternyata tidak!!! Itu yang disimpulkan penulis ketika mewawancarai beliau. “Semua yang berlaku atas diri kita merupakan izin Allah SWT. Kalah menang dalam politik hal lumrah, seperti permainan catur kalah menang dalam pertandingan adalah biasa,” kata Awan Din.

Lantas bagaimana keseharian Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Aceh Tengah ini setelah hengkang dari legislatif? Awan Din mengaku kini lebih fokus kerutinitas ibadah, walau dunia politik tidak pernah redup dalam gelora jiwa sejatinya.

“Kini saya telah menua,  rutinitas kita lebih cenderung fokus ke ibadah. Pun begitu selain mencintai politik, saya mulai menggeluti bisnis kopi. Dipolitik ke depan saya akan jadi penasehat saja, supaya lebih energik biar giliran para regenerasi muda lagi yang berkiprah,” sebut bapak 3 anak ini.

Putra Abu Bakar ini melanjutkan, selain mengolah kopi, ia juga akan melibatkan diri dalam upaya pengembangan wisata dan budaya di daerah “Gayo Lut”. Kedua sektor ini menurutnya, harus turut dilestarikan sebagai salah satu warisan bagi anak cucu di masa mendatang.

“Gayo khususnya sangat kaya akan adat istiadat dan budaya. Ini harus kita jaga bersama. Sedangkan di sektor wisata, kini saatnya kita berbenah, bagaimana mempromokan potensi alam yang ada sebagai sumber ekonomi masyarakat selain komuditi kopi yang telah mendunia,” ucapnya.

Diujung perbincangannya, mantan ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Aceh Tengah  (2016) ini berujar, catur dan politik adalah bagian hidup yang mengakar dalam dirinya. Namun dibalik itu ibadah merupakan hal yang lebih penting dalam menjaga hubungan antara manusia dan Tuhan-nya.[]**Oleh: Irwandi MN.

 

 

Komentar Via Facebook

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here